
Kenapa Harus Menikah?
- Sermon By: Jason Gultom
- Categories: Khotbah
Apa pentingnya sebuah pernikahan sehingga harus mengeluarkan biaya dan menyita waktu untuk mempersiapkannya? Mungkin pertanyaan itu sering melintas di hati kita, khususnya para anak-anak muda yang ingin membentuk rumah tangga.
Tidak sedikit anak-anak muda gereja merasa takut untuk membentuk suatu rumah tangga, dikarenakan alasan-alasan di atas, belum lagi mereka melihat ada rumah tangga kristen yang tidak bisa menjadi contoh, apalagi di era media sosial saat ini yang begitu mudah menyaksikan kerapuhan suatu rumah tangga.
Semua hal di atas bisa menjadi pergumulan tersendiri bagi anak-anak muda gereja untuk takut melangkah ke jenjang pernikahan.
Berikut Ini Penjelasan dari Pandangan Alkitab Kenapa Harus Menikah
Tujuan pernikahan kristen tidaklah jauh berbeda dengan tujuan pernikahan pada umumnya. Sepasang ciptaan Tuhan ditakdirkan bersama dan mengikatkan janji suci sehidup semati atas nama Kristus yang penuh cinta kasih.
Dari mulai anak muda hingga pasangan suami istri yang telah menikah pun acap kali masih bertanya-tanya mengenai tujuan pernikahan kristen sesuai dengan Alkitab. Tak jarang, mereka yang tak mengetahui tujuan-tujuan yang disakralkan tersebut lantas merasa hilang dan tersesat. Sebagai akibatnya, jalan perceraian adalah satu-satunya solusi yang dipikirkan. Padahal, perceraian bukan lah sesuatu hal yang disenangi oleh Tuhan. Bahkan, Tuhan melalui firman-Nya selalu membenci sebuah perceraian atau perpisahan dari dua orang terkasih.
Sedikitnya ada 5 tujuan pernikahan kristen.
Relasional
Tujuan pernikahan kristen pertama sesuai dengan Alkitab adalah untuk membangun relasi atau persahabatan. Sebab, manusia diberi kesempurnaan berupa akal oleh Allah serta mampu menyampaikan pikiran serta perasaannya ke dalam bahasa dan perbuatan. Hal ini jelas merupakan sesuatu hal yang lebih tinggi daripada binatang (Kejadian 1:26-28: 2:15,19,20; Roma 1:21).
Manusia juga diciptakan oleh Allah untuk saling mengasihi, baik memberi dan menerima segala bentuk kasih sayang dari Tuhan dan sesama manusia. Allah pun juga menginginkan sebuah ikatan suci relasional di antara seorang pria dan wanita.
Saling Melengkapi
Saling mengisi dan melengkapi satu sama lain merupakan tujuan pernikahan kristen yang berikutnya. Meski pada dasarnya diciptakan sama dalam hal derajat, harkat, dan martabatnya, namun sejatinya wanita dan pria memiliki perbedaan dasar. Hal ini seperti yang tertuang pada Matius 19:4.
“Jawab Yesus: Tidaklah kamu baca, bahwa Ia yang menciptakan manusia sejak semula menjadikan mereka laki-laki dan perempuan?” Sehingga, pada dasarnya perempuan dan laki-laki memiliki perbedaan mengenai identitas diri. Kesetaraan yang seringkali digaungkan tidak dapat dicampurkan dengan jati diri yang melekat pada wanita dan pria itu sendiri seperti psikologis, seksualitas, dan fisiologis).
Rekreasi
Tujuan pernikahan kristen selanjutnya adalah untuk saling menikmati kesenangan dan kebahagiaan atau rekreasi. Pernikahan juga dirancang Tuhan untuk tujuan kesenangan dan kepuasan bagi sepasang pria dan wanita dalam ikatan suci.
Hal ini sesuai dengan firman Tuhan pada Kejadian 1:27 yang menyebutkan bahwa seks antara sepasang suami dan istri merupakan wujud dari kesenangan yang diberikan Tuhan.
“Allah menciptakan manusia menurut rupa dan gambar-Nya, laki-laki dan perempuan diciptakan-Nya dengan kapasitas-kapasitas untuk kesenangan seks yang intens dan dengan panggilan untuk berkomitmen dalam pernikahan..”
Mendapatkan Keturunan
Seperti halnya tujuan pernikahan pada umumnya, tujuan pernikahan kristen adalah untuk mendapatkan keturunan. Sebab, Tuhan telah menciptakan manusia secara sempurna dengan hasrat seksual untuk suami istri.Seperti pada Alkitab Kejadian 1:28, disebutkan bahwa Allah memberi manusia hak untuk beranak dan bertambah banyak. Maka dari itu untuk menjalankan perintah-Nya, manusia harus terikat pada sebuah pernikahan terlebih dahulu, bukan sebaliknya.
Selain diberkati untuk mendapatkan keturunan, sebuah ikatan pernikahan kristen juga sebaiknya memberi perhatian untuk mewujudkan keturunan Ilahi. Yang dimaksudkan keturunan Ilahi adalah keturunan yang memiliki didikan dan keteladanan dari kedua orang tuanya.
Refleksi Ilahi
Tujuan pernikahan kristen yang terakhir adalah sebagai refleksi Ilahi. Hal ini dimaksudkan untuk menampilkan citra Allah. Untuk mencapai tujuan tersebut, manusia yang diberi akal sempurna oleh Tuhan patut memelihara dan melestarikan seluruh makhluk yang diciptakan-Nya di atas bumi. Hal ini seperti yang dikutip dari Alkitab Kejadian 1:28.
“Beranak cuculah dan bertambah banyak. Penuhilah bumi dan taklukanlah itu, berkuasalah atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas segala binatang yang merayap di bumi”.
Selain itu, pernikahan merupakan lembaga untuk menampilkan citra Allah dengan sebaik-baiknya. Melalui pernikahan, keturunan haruslah dipersiapkan untuk menjadi manusia yang seutuhnya, manusia yang selalu mengingat Tuhan.
“TUHAN Allah berfirman: ‘Tidak baik, kalau manusia itu seorang diri saja. Aku akan menjadikan penolong baginya, yang sepadan dengan dia. (Kejadian 2:18”